Pada era globalisasi, komputer merupakan pendukung yang handal untuk keperluan operasional sustu perusahaan. Komputer berfungsi sebagi alat bantu dalam menyajikan informasi termasuk penentuan biaya untuk menghitung biaya produksi. Ketidak akuratan dalam menghitung biaya produksi akan menimbulkan dampak negatif, sebab akan mempengaruhi harga jual suatu produk.
Oleh karena itu, perusahaan seharusnya menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) untuk penentuan biaya produksi, sehingga dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Dengan menggunakan metode Activity-Based Costing (ABC), biaya overhead pabrik dialokasikan menggunakan beberapa dasar alokasi berdasarkan jumlah aktivitas yang dikomsumsi oleh suatu produk, sehingga tidak terjadi kasus undercosting dan overcosting.
Demikian halnya yang terjadi pada PT. Proparindo Jasa Tama yang merupakan salah satu pabrik yang bergerak dibidang agroindustri dan manufaktur. Pada awal berdirinya perusahaan ini menghasilkan 4 produk (mash, pallet, crumbles, cubes), namun sampai sekarang ini produk yang dihasilkan hanya dua, yaitu crumbles dan pallet, penentuan biaya produksi pada PT. Proparindo Jasa Tama masih menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional dan secara manual. Sistem manual yang ada sekarang membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan. Dengan menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional dimana semua biaya produksi dibebankan ke produk bahkan biaya produksi yang tidak disebabkan oleh produk.