ABSTRAK

IDUL FITRIANTI, Smart Drying Biji Kakao Berbasis Internet of Things (IoT) (dibimbing oleh Abd. Rahman dan Annisa Nurul Puteri).

Permasalahan yang terjadi adalah pengeringan biji kakao secara manual melalui penjemuran memerlukan waktu sekitar 2-3 hari dalam kondisi sinar matahari cerah, sementara saat musim hujan, proses pengeringan bisa memakan waktu lebih lama. Maka dari itu dibutuhkan sebuah alat yang dapat digunakan untuk mempercepat proses pengeringa biji kakao. Penelitian ini bertujuaan untuk membuat alat yang dapat mempercepat proses pengeringan biji kakao yang berbasis Internet of Things (IoT). Data ini diperoleh melalui penelitian lapangan dan penelitian pustaka. Motode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Waterfall, yang melibatkan empat tahap: analisis, desain, implementasi, dan pengujian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NodeMCU ESP8266 berfungsi sebagai unit kontrol pusat alat ini, bersama dengan pemanas berfin sebagai sumber panas, dan sensor DHT22 untuk memonitor suhu dan kelembaban melalui aplikasi smartphone yang terhubung ke internet melalui Blynk, pengujian secara keseluruhan menunjukkan bahwa alat ini mampu mengeringkan biji kakao dalam waktu sekitar ±4 jam pada suhu 55-65°C, dengan rata-rata kadar air sebesar 6,85%. Dibandingkan dengan waktu 2-3 hari yang dibutuhkan untuk penjemuran oleh sinar matahari, alat ini hanya memerlukan sekitar ±4 jam untuk proses pengeringan.

Kata kunci: Kakao, Internet of Things (IoT), NodeMCU ESP8266, Blynk, Waterfall, Sensor DHT22, Thermostat, Real Time Clock (RTC) DS8266.